Ringkasan Materi SBdP Kelas 2 Tema 7 Subtema 2 Gerak Dasar Tari Kupu-Kupu Sesuai Irama Lagu


SBdP Tema 7 Subtema 2


Gerak Dasar Tari Kupu-Kupu sesuai dengan Irama Lagu
Kupu-kupu merupakan makhluk ciptaan Allah yang memiliki sayap yang indah untuk terbang.
Kita dapat menari menirukan gerakan kupu-kupu.
Gerakkan tangan ke samping, ke atas, dan ke bawah, seperti kupu-kupu yang sedang terbang.
Menari dapat diiringi dengan lagu seperti lagu yang berjudul kupu-kupu berikut:

KUPU-KUPU
Ciptaan: Ibu Sud
Kupu-kupu yang lucu… kemana engkau terbang
Hilir mudik mencari… bunga-bunga yang kembang
Berayun-ayun… pada tangkai yang lemah
Tidakkah sayapmu… merasa lelah

Tugas:
1.       Bacalah Lagu yang berjudul Kupu-kupu disertai dengan gerakan yang disesuaikan
2.       Rekamlah dan kirimkan hasilnya kepada gurumu
3.       Semoga bertambah semangat

Related Posts:

Ringkasan Materi Matematika Kelas 2 Tema 7 Subtema 2 Menentukan Nilai Pecahan


Matematika Tema 7 Subtema 2

Menentukan Nilai Pecahan
Pecahan dapat digunakan untuk menyatakan bagian gambar yang diarsir.

Perhatikan gambar berikut!
Ada 2 bagian yang diarsir dari tiga bagian seluruhnya.




Jadi, nilai pecahan untuk bagian yang diarsir adalah 2/3.

Pecahan juga digunakan untuk menyatakan suatu bagian dari keseluruhan.
Parhatikan gambar berikut!

Banyak semua bola ada 4 buah.
Banyak bola di dalam keranjang ada 1 buah.
Jadi, nilai pecahan yang menyatakan banyak bola di dalam keranjang dibandingkan semua bola adalah 1/4.

Perhatikan hal berikut!
Ada dua bola merah, satu bola hijau, dan satu bola biru.
Pecahan yang menyatakan bola merah dibandingkan semua bola adalah 2/4.

Kerjakan Soal berikut!
Banyak piring yang tidak kosong ada … buah.
Banyak piring berisi lauk ada… buah.

Pecahan yang menyatakan banyak piring berisi lauk dibandingkan semua piring yang tidak kosong adalah…

Related Posts:

Fiqih Corona

Penulis: Ustadz, Bagus Aji Prayoga (Da'i Ma'had 'Aly An Nu'aimi)

Setiap kejadian yang ada di bumi, 
semuanya merupakan takdir Allah yang harus kita imani bersama. Termasuk dengan datangnya musibah berupa COVID-19 yang sangat berbahaya, dan telah menyerang ratusan ribu orang di dunia dan juga menewaskan ribuan yang lainnya.

Begitu juga di Indonesia COVID-19 sedang menyebar luas ke setiap daerah-daerah termasuk Waingapu.  Tentu musibah ini adalah sebagai ujian bagi umat Islam semuanya.

Allah SWT berfirman :

مَاۤ اَصَا بَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ اِلَّا بِاِ ذْنِ اللّٰهِ ۗ وَمَنْ يُّؤْمِنْ بِۢا للّٰهِ يَهْدِ قَلْبَهٗ ۗ وَا للّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ
"Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu"
(QS. At-Taghabun 64: Ayat 11)

Tentu COVID-19 ini menyerang kepada siapa saja dan berebak dimana saja atas kehendak Allah, ini membuktikan bahwasanya manusia itu lemah, maka jangan sampai menyombongkan diri, kekuasaan sepenuhnya milik Allah, dan sudah saatnya kita memohon pertolongan dan lindungan kepada Allah dari segala sesuatu yang membahayakan.

Musibah COVID-19 ini tentu berdampak kepada tatanan ibadah, muamalah, pendidikan, dan perekonomian umat Islam, yang dirasakan langsung oleh masyarakatnya. Khususnya dalam tatanan Ibadah, yang kini menjadi pembahasan hangat di tengah masyarakat.

*Tatanan Ibadah di saat COVID-19*

Dengan berlandaskan Al Qur'an, Sunnah, dan juga Qowaid Fiqhiyyah sebagai pedoman dalam menentukan sebuah sikap bagi umat muslim semuanya.

1. Firman Allah SWT.

مَاۤ اَصَا بَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَ رْضِ وَلَا فِيْۤ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْـرَاَ هَا ۗ اِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌ ۖ 
"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan pada diri kalian sendiri,  melainkan telah tertulis dalam Kitab di Lohmahfuz sebelum Kami menciptakan semuanya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah"
(QS. Al-Hadid 57: Ayat 22)

Allah SWT berfirman:

.. وَلَا تُلْقُوْا بِاَ يْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ.. 
"Dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri"
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 195)

2. Hadist Nabi

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطَّاعُونُ آيَةُ الرِّجْزِ ابْتَلَى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهِ نَاسًا مِنْ عِبَادِهِ فَإِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ فَلَا تَدْخُلُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَفِرُّوا مِنْهُ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tha’un (wabah penyakit menular) adalah suatu peringatan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk menguji hamba-hamba-Nya dari kalangan manusia. Maka apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari daripadanya.” (HR Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid).

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُورِدَنَّ مُمْرِضٌ عَلَى مُصِحٍّ

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah yang sakit dicampurbaurkan dengan yang sehat.” (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

3. Qowaid Fiqhiyyah 

لاَ ضَرَرَ وَ لاَ ضِرَارَ 
"Tidak boleh membahayakan diri dan membahayakan orang lain"

الضَّرَرُ يُدفَعُ بِقَدْرِ الإِمكَانِ
"Kemudharatan harus dicegah dengan batas-batas yg memungkinkan"

دَرْءُ المَفَاسِدِ أَوْلَى مِنْ جَلْبِ المَصَالِح
"Menutup Mafsadah diutamakan daripada mendatangkan kemaslahatan" 

Maka dari dalil-dalil tersebut (dan dalil-dalil lainnya yang tidak disebutkan semuanya) sehingga para ulama' menimbang dan memutuskan, Sehingga terbitlah sebuah fatwa yang berlaku di masyarakat, sebagai berikut : 

- Fatwa MUI Pusat no 14. Tentang Penyelenggaraan Ibadah dalam Situasi Terjadi Wabah COVID-19 (16 Maret 2020)
- Surat edaran MUI Provinsi NTT no 281. Perihal Edaran terkait COVID-19 (23 Maret 2020)
- Surat edaran MUI Kabupaten Sumba Timur no. 108. Perihal Edaran terkait COVID-19 (26 Maret 2020)

Fatwa-fatwa ulama ini dibuat demi kemaslahatan umum, mulai dari skala Nasional hingga ke Daerah, semuanya berdasarkan pertimbangan dan pemikiran yang matang, dengan urutan Fatwa MUI pusat dikawal oleh wilayah masing-masing, lalu oleh daerah masing-masing.

Di MUI Kabupaten Sumba Timur, menimbang Karena kasus penyebaran positif COVID-19 dalam skala Nasional terus meningkat, sedangkan pendatang dari luar pulau masih terus ada. dan di Kabupaten Sumba Timur kategori ODP (Orang Dalam Pengawasan) terus meningkat, di sisi lain juga belum tersedianya alat deteksi dini virus corona yang dimiliki oleh pemerintah Kabupaten Sumba Timur & Juga minimnya tenaga medis yang ada.

Karena mencegah COVID-19 lebih baik daripada mengobati, dengan berbagai pandangan syariat Islam yang ada dalam Al-Qur'an, Sunnah, Qowaid Fiqhiyyah, serta realita dan keterbatasan sarana prasarana penanganan kasus COVID-19 maka MUI Kabupaten Sumba Timur
memutuskan 6 kesepakatan yang baik.

Salahsatu diantaranya adalah himbauan agar sholat Jum'at tanggal 27 Maret 2020 dan tanggal 03 April 2020 untuk sementara diganti dengan sholat dhuhur di rumah masing-masing, demikian pula sholat berjamaah lima waktu untuk sementara dilaksanakan di rumah masing-masing sampai tanggal 03 April 2020.

Tentu Kebijakan tersebut demi kemaslahatan bagi umat muslim yang ada di Sumba Timur semuanya, karena umat Rasulullah tidak akan bersepakat dalam sebuah kesesatan sebagaimana hadistnya

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

سَأَلْتُ رَبِّيْ أَنْ لَا تَجْتَمِعَ أُمَّتِيْ عَلَى ضَلَالَةٍ فَأَعْطَانِيْهَا [رواه أحمد والطبراني وابن أبي خيثمة]

"Aku meminta kepada Tuhanku, agar umatku tidak bersepakat dalam kesesatan, Maka  dia memberikannya" 
(HR. Ahmad, Tabrani dan Ibnu Abi Khaitsamah)

Dalam syariat Islam, seseorang muslim harus patuh kepada pemerintah dan juga ulama' selama mereka menghendaki sebuah kebaikan dan kemaslahatan. Sebagaimana firman Allah :

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَطِيْـعُوا اللّٰهَ وَاَ طِيْـعُوا الرَّسُوْلَ وَاُ ولِى الْاَ مْرِ مِنْكُمْ ۚ 
"Hai orang-orang beriman! Taatilah kalian kepada Allah dan kepada rasul-Nya serta pemegang-pemegang urusan artinya para penguasa (di antaramu) ..
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 59)

Lafadz Amr (perintah) dalam usul fiqh menunjukkan sebuah kewajiban, Oleh karena itu mentaati pemimpin dan ulama' hukumnya wajib, selama dalam kebaikan dan kemaslahatan, tentu dalam mematuhi semua fatwa-fatwa ulama' yang ada.

Begitu juga dalam tatanan beribadah, seorang muslim dianjurkan untuk tetap semangat dalam beribadah, namun semangat saja tidak cukup, karena ibadah itu akan sangat berbobot jika dibarengi dengan ilmu (fiqih).

Dalam surat Az-Zumar Allah menjelaskan Allah SWT berfirman:

قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَا لَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ ۗ اِنَّمَا يَتَذَكَّرُ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ

"Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran"

Begitu juga Imam Al Bukhori pernah mengatakan : 
العلم قبل قول و العمل
"Berilmu terlebih dahulu, sebelum berkata dan berbuat"

Sehingga dengan ilmu syariat Islam yang tepat kita bisa beramal dan bisa menyikapi sebuah musibah dengan kebijaksanaan.

Begitu juga dalam sholat berjamaah, ulama' melarang untuk sholat berjamaah di Masjid, bukan karena tidak mematuhi syari'at, bahkan mereka lebih paham Syariat Islam. Dalam sholat jama'ah karena jumlahnya yang sangat banyak, maka dikhawatirkan akan terjadi penyebaran virus Corona yang mengancam jiwa manusia semuanya (jama'ah sholat)

Analoginya seandainya ada satu saja orang yg positif Corona masuk ke masjid, maka berapa orang yang sudah tertular oleh virus tersebut ? Karena di beberapa kasus ada juga orang yang terlihat sehat, tetapi dia ternyata posotif Corona. Sehingga disarankan sholat di rumah saja, untuk sementara waktu dan bisa secara berjamaah dengan keluarga.

Di sisi lain, jiwa seorang muslim itu sangatlah mulia, dan harus benar-benar dijaga. Sebagaimana Maqosid Syariah (Tujuan-tujuan Syariat) yang pertama adalah menjaga Agama dengan menjalankan rukun-rukunnya, dan Yang kedua menjaga jiwa, supaya terhindar dari berbagai marabahaya yang ada. Karena jika seseorang muslim dalam keadaan sehat maka dia akan bisa menjalankan syariat-syariat Islam dengan baik.

Semoga kita semua dalam lindungan Allah SWT, dan dihindarkan dari COVID-19. Mari bersama taati pemerintah dan ulama' supaya kehidupan kita menjadi berkah. Aamiin..

Waingapu, 27 Maret 2020

- - -
Fb : Bagus Aji Prayoga
Ig : @bagusajiprayoga15

Referensi : 
1. Al Qur'an
2. Kitab Arba'in An Nawawiyah (Imam An Nawawi)
3. Kitab Al Wajiz fi Ushul Fiqh (Dr. Abdul Karim Zaidan)
4. Kitab Al Wajiz fi Idhohi Qowaid Fiqh Al Kulliyah (Syaikh. Dr. Muhammad Sidqi)

Related Posts:

Bahasa Indonesia Kelas 2 - Membaca Fabel dan Menjawab Soal Mengenai Fabel Tersebut


Tugas Bahasa Indonesia Kelas 2
Sabtu, 28 Maret 2020

Prosedur pengerjaan tugas:
1.    Bacalah fabel berikut dengan saksama (bisa dibacakan oleh orang tua/yang lain)
2.    Jawablah pertanyaan yang ada.

Kelinci Sombong dan Kura-Kura


Di sebuah hutan kecil di pinggiran desa, ada seekor Kelinci yang sombong. Dia suka mengejek hewan-hewan lain yang lebih lemah. Hewan-hewan lain seperti kura-kura, siput, semut, dan hewan-hewan kecil lain tidak ada yang suka pada kelinci sombong itu.
Suatu hari, si Kelinci berjalan dengan angkuhnya mencari lawan yang lemah untuk diejeknya. Kebetulan dia bertemu dengan kura-kura.
“Hei, kura-kura, si lambat, kamu jangan jalan aja dong.. lari begitu, biar cepat sampai,” kata Kelinci sambir mencibirkan bibirnya ke Kura-kura.
“Biarlah Kelinci, memang jalanku lambat. Yang penting aku sampai dengan selamat ke tempat tujuanku, daripada cepat-cepat nanti jatuh dan terluka,” jawab Kura-kura dengan tenang.
“Hei, kura-kura, bagaimana kalau kita adu lari. Kalau kau bisa menang aku akan beri hadiah apapun yang kau minta,” kata Kelinci dengan tertawa. Dalam hatinya dia berkata, “Mana mungkin dia akan bisa mengalahkanku.”
“Wah, kelinci, mana mungkin aku bertanding adu cepat denganmu, Kamu bisa lari dan loncat dengan cepat, sedangkan aku berjalan selangkah demi selangkah sambil membawa rumahku yang berat ini,” kata kura-kura.
“Nggak bisa, kamu nggak boleh menolak tantanganku ini. Pokoknya besok pagi aku tunggu kau di bawah pohon beringin. Aku akan menghubungi Pak Serigala untuk jadi wasitnya,” Kelinci memaksa.
Kura-kura hanya bisa diam melongo. Dalam hatinya berkata, “Mana mungkin aku bisa mengalahkan Kelinci?”
Keesokan harinya Si Kelinci sudah menunggu dengan sombongnya di bawah pohon beringin. Pak Serigala juga sudah datang untuk menjadi wasit. Setelah kura-kura datang, Pak Serigala berkata, “Peraturannya begini, kalian mulai dari garis di sebelah sana yang di bawah pohon mangga itu. Kalian bisa lihat nggak?” “Bisa… bisa… ,” Kelinci dan kura-kura menjawab. “Nah siapa yang bisa datang duluan di bawah pohon beringin ini, itulah yang menang,” kata Pak Serigala lagi.
“Oke,… satu…. dua… tiga… mulai!” Pak Serigala memberi aba-aba. Kelinci segera meloncat mendahului kura-kura, yang mulai melangkah pelan, karena dia tidak bisa meninggalkan rumahnya. “Ayo kura-kura, lari dong…..!” teriak Kelinci dari kejauhan. “Baiklah aku tunggu di sini ya…,” katanya lagi sambil mengejek kura-kura. Kelinci duduk-duduk sambil bernyanyi. Angin waktu itu berhembus pelan dan sejuk, sehingga membuat Kelinci menjadi mengantuk, dan, tak lama kemudian Kelinci pun tertidur!
Dengan pelan tapi pasti kura-kura melangkah sekuat tenaga. dengan diam-diam dia melewati Kelinci yang tertidur pulas. Beberapa langkah lagi dia akan mencapai finish. Ketika itulah Kelinci bangun. Betapa terkejutnya dia ketika melihat kura-kura sudah hampir mencapai finish. Sekuat tenaga dia berlari dan meloncat untuk mengejar kura-kura. Namun sudah terlambat, kaki kura-kura telah menyentuh garis finish dan Pak Serigala telah memutuskan bahwa pemenangnya adalah KURA-KURA. Si Kelinci Sombong terdiam seolah tak percaya bahwa dia bisa tertidur.
“Nah, siapa yang menang Kelinci?” tanya kura-kura kepada kelinci. “Wah, ternyata kau menang kura-kura,” jawab kelinci malu. “Sekarang aku hanya minta satu dari kamu, kamu jangan sombong lagi, jangan suka mengejek lagi, dan jangan nakal, ya?” kata kura-kura. “Iya lah kura-kura, mulai sekarang aku tidak akan sombong lagi, tidak akan mengejek lagi. Maafkan aku ya,” kata kelinci. “Iya, nggak apa-apa, sekarang kita berteman ya?” kata kura-kura. Sejak saat itu Kelinci tidak sombong lagi.

Pertanyaan
1.    Apa judul fabel tersebut?
2.    Hewan apa sajakah yang diceritakan dalam fabel tersebut?
3.    Mengapa si kelinci menyombongkan diri?
4.    Bagaimana sikap kelinci setelah kalah lomba lari?
5.    Pelajaran apa yang dapat diambil dari kisah fabel tersebut?

Related Posts:

PPKn Kelas 2 - Mengenal Nama Benda Kegunaan dan Warna


Tugas PPKn Kelas 2

Kamis, 26 Maret 2020

Prosedur pengerjaan tugas:
1.       Tuliskan nama benda yang ada di rumah kalian (minimal 7 benda)
2.       Tuliskan kegunaan dan warna dari benda tersebut
3.       Dengan melengkapi tabel berikut (Membuat tabel sendiri di buku tulis)

No
Nama Benda
Kegunaan Benda
Warna Benda
1



2



3



4



5



6



7


















Related Posts:

Matematika - Pecahan Sebagai Bagian dari Keseluruhan

Pecahan Sebagai Bagian dari Keseluruhan

Pecahan juga merupakan bagian dari keseluruhan.

Perhatikan contoh berikut!

Ustadz Abdul Basith membeli 10 jeruk.
Setengah bagian dari jeruk tersebut akan diberikan kepada Ustadz Fahmi.
Sisanya akan diberikan kepada Ustadz Faris.
Berapa banyak jeruk yang akan diberikan kepada Ustadz Fahmi?

Penyelesaian:


Banyak jeruk mula-mula 10 buah
Diambil setengah bagian dari 10 jeruk.
Setengah bagian dari 10 jeruk adalah 5 jeruk.
Dapat ditulis, ½ dari 10 jeruk adalah 5 jeruk.
Jadi, banyak jeruk yang akan diberikan kepada Ustadz Fahmi adalah 5 buah.

Kerjakan Soal Berikut?
Ustadz Sufa’at memiliki 12 buah apel.
Sepertiga bagian dari seluruh buah apel dimakan Izzud.
Berapa banyak apel yang dimakan Izzud?

Penyelesaian:
…………………………………………………….

Related Posts: